Dakwah merupakan kewajiban yang mulia bagi umat Islam. Namun, dalam menyampaikannya, seorang da'i atau pendakwah harus memperhatikan cara yang tepat agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Allah SWT menekankan pentingnya hikmah dan nasihat yang baik dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits. Sikap lembut, bijaksana, serta kasih sayang akan membantu dai menarik hati pendengar dan menyampaikan ajaran Islam dengan penuh kesantunan.
Pentingnya Hikmah dan Nasihat yang Baik dalam Dakwah
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS. An-Nahl [16]: 125).
Ayat ini menunjukkan bahwa dakwah sebaiknya dilakukan dengan penuh hikmah (kebijaksanaan) dan mau’izah hasanah (nasihat yang baik). Hikmah dalam dakwah berarti menggunakan pendekatan yang bijak, sesuai dengan keadaan dan kemampuan orang yang diajak. Nasihat yang baik mencakup pesan yang tidak keras, tetapi disampaikan dengan kasih sayang dan penuh perhatian.
Al-Imam al-Baghawi dalam Ma’alim at-Tanzil menjelaskan bahwa hikmah dalam dakwah adalah pendekatan yang lembut, sehingga dapat menyejukkan hati dan mengarahkan mereka untuk menerima kebenaran Islam tanpa merasa dipaksa. Dengan demikian, hikmah dalam dakwah bukan hanya tentang apa yang disampaikan, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan dengan adab yang baik dan bahasa yang sopan (Ma’alim at-Tanzil, jilid 2, hlm. 383).
Mencontoh Akhlak Rasulullah dalam Dakwah
Rasulullah SAW dikenal sebagai dai yang paling utama. Dakwah beliau dipenuhi dengan kelembutan, kasih sayang, dan kesabaran. Bahkan ketika menghadapi musuh yang menentangnya, Rasulullah SAW tetap tenang dan tidak memaksakan kehendak. Allah SWT berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. ..." (QS. Ali 'Imran [3]: 159).
Ayat ini mengajarkan pentingnya sikap lembut dan sabar dalam berdakwah. Imam Ibn Katsir dalam Tafsir al-Qur'an al-Azhim menafsirkan ayat ini dengan menekankan bahwa kelembutan Nabi Muhammad SAW adalah salah satu penyebab utama banyaknya orang yang menerima Islam. Beliau tidak hanya berdakwah dengan kata-kata, tetapi juga dengan akhlak yang mulia, sehingga mampu menarik hati orang-orang di sekitarnya (Tafsir al-Qur'an al-Azhim, jilid 1, hlm. 516).
Hadits tentang Kelembutan dalam Menyampaikan Dakwah
Rasulullah SAW juga mengingatkan pentingnya kelembutan dalam menyampaikan pesan kebenaran. Dalam hadits riwayat Muslim, beliau bersabda:
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ، وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
"Sesungguhnya kelembutan itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan memperindahnya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperburuknya." (HR. Muslim, no. 2594).
Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa kelembutan adalah kunci dalam segala urusan, termasuk dakwah. Kelembutan memperindah segala bentuk perbuatan, dan sebaliknya, kekasaran hanya akan membuatnya buruk. Dalam Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi menjelaskan bahwa kelembutan dalam berdakwah membuat dakwah lebih diterima oleh hati yang keras sekalipun, karena kelembutan adalah cerminan dari kasih sayang yang sesungguhnya dari seorang dai kepada umat (Syarh Shahih Muslim, jilid 16, hlm. 141).
Qoul Ulama tentang Pentingnya Nasihat dan Hikmah dalam Dakwah
Para ulama salaf telah memberikan contoh-contoh nyata tentang pentingnya hikmah dan nasihat dalam dakwah. Salah satunya adalah perkataan Imam Malik yang terkenal:
"Barang siapa yang ingin menyeru kepada kebenaran, maka wajib baginya untuk menyampaikannya dengan kelembutan dan kasih sayang. Sebab, sikap kasar akan menutup pintu kebaikan dan membuka jalan bagi keburukan."
Dalam kitab al-Muwatha, Imam Malik menekankan bahwa dakwah dengan cara kasar akan menjauhkan orang dari kebenaran, sedangkan kelembutan akan memudahkan hati menerima ajaran Islam (al-Muwatha, jilid 2, hlm. 100).
Selain itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu’ Fatawa menjelaskan bahwa seorang dai yang bijak adalah yang memahami kondisi dan kebutuhan umat, sehingga dapat menyampaikan ajaran agama sesuai dengan keadaan mereka. Hal ini mengacu pada konsep hikmah yang tidak hanya berbicara tentang kebenaran, tetapi juga mempertimbangkan waktu dan cara yang tepat untuk menyampaikannya (Majmu’ Fatawa, jilid 15, hlm. 292).
Tantangan dalam Berdakwah dan Pentingnya Istiqamah
Dalam dakwah, ada kalanya seorang dai menghadapi tantangan dan penolakan. Hal ini adalah ujian dari Allah SWT untuk menguji keikhlasan dan kesabaran. Sebagaimana firman-Nya:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. ....." (QS. Al-Kahfi [18]: 28).
Ayat ini memberikan pesan bahwa dalam menghadapi berbagai kesulitan dakwah, seorang dai harus tetap istiqamah dan tidak mudah tergoda oleh urusan dunia. Imam al-Qurthubi dalam al-Jami’ li Ahkam al-Qur'an menafsirkan ayat ini sebagai dorongan untuk selalu bersama orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam dakwah (al-Jami’ li Ahkam al-Qur'an, jilid 10, hlm. 321).
Menyampaikan Dakwah dengan Niat Ikhlas
Niat ikhlas adalah pilar utama dalam berdakwah. Setiap dai harus mengikhlaskan niatnya hanya kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari, no. 1).
Imam al-Bukhari dalam kitabnya menempatkan hadits ini di awal sebagai penekanan bahwa niat adalah landasan dari segala amal, termasuk dakwah. Dakwah yang diniatkan hanya karena Allah akan diberkahi dan memberikan manfaat bagi umat (Shahih al-Bukhari, jilid 1, hlm. 3).
Kesimpulan
Nasihat dalam dakwah merupakan elemen penting yang harus selalu diperhatikan oleh setiap dai. Hikmah, kelembutan, kesabaran, dan keikhlasan adalah kunci utama dalam menyampaikan pesan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW dan mengikuti petunjuk Al-Qur'an serta sunnah, seorang dai akan mampu menghadirkan dakwah yang lebih bermanfaat dan mendalam bagi umat. Perkataan para ulama juga menjadi panduan agar dakwah dijalankan dengan bijak dan selalu dalam keridhaan Allah SWT.
Komentar